dulu pas jaman SMP, sedang hobi-hobinya dengerin radio. salah satu penyiarnya suka bilang gini: “gosip, makin digosok makin sip!

really? u sure? don’t think so

gosip itu seperti…

hm… seperti apa ya? apa yang tepat untuk mengandaikan?

oh. gosip itu seperti membalik omelet yang sedang dimasak di atas wajan datar.

gossip is like flipping omelet on a frying pan.

kalian tahu kan, kalau masak telur dan saat akan membaliknya kita menggoyangkan wajannya ke depan sehingga telur itu terlempar ke atas dan dengan akurasi – serta keberuntungan – telur itu kembali ke wajan?

ya kayak koki-koki hebat itu loh 😛

kalau berhasil, wow itu keren banget.

kalau gak berhasil? gak cuma harus membersihkan telur yang berceceran, tapi juga gak jadi makan omelet. in other word: such a mess

begitu juga gosip.

gosip bisa berakhir dengan hal yang baik, bisa juga berakhir dengan hal yang buruk.

misal: gosip Kimi Raikkonen mau datang ke Indonesia. tepatnya Yogyakarta. lebih jelas lagi ke Jalan Kaliurang KM 5.

wah salah satu orang yang suka banget banget banget sama Kimi – baca: aku sendiri – bisa kejet-kejet saking senang. kalau memang Kimi datang, orang yang suka banget sama Kimi ini bisa bahagia sampai ubun-ubun. kalau Kimi gak datang? nangis 7 hari 7 malam, bisa-bisa.

contoh lain: gosip X dan Y menikah siri.

kalau gosip ini benar, yah memang X dan Y sudah menikah. end of story.

kalau gosip ini salah, atau mungkin belum terjadi, bisa jadi hubungan X dan Y merenggang. bisa jadi X dan Y batal nikah. bisa jadi malah X dan Y jadi awkward banget dan gak saling sapa lagi karena merasa hubungan mereka sudah terlalu aneh dan janggal.

ugh, that is what i call catastrophe.

ini bener-bener cuma pengen bilang. i’m totally just saying this. aku gak ada niatan buat nyimdir atau apapun.

oke?

anyway i love omelet 😛

-aga-