finally!!! akhirnya aku bisa menulis review film ini juga!!

hosh hosh hosh, terima kasih pada UAS yang akhirnya berakhir, meskipun menghasilkan remed juga -_-“”

yah, kita bicarakan masalah remed itu lain waktu – atau tidak sama sekali. sekarang kita punya suatu hal yang keren.

The Karate Kid (2010)


bagi para penghobi film mungkin mengalami sedikit kerancuan di sini. karena jauuuh sebelum ada film ini, ada sebuah sekuel berjudul Karate Kid pula dan bisa dikatakan ngetop juga. namun, film ini sama sekali gak ada kaitannya dengan film-film Karate Kid terdahulu.

bahkan, sebenarnya ‘karate’ yang digunakan di film ini salah kaprah. mengapa? well, mari kita bahas satu per satu.

dimulai dengan Dre Parker yang telah ditinggal ayahnya, ikut pergi ke Cina karena pekerjaan ibunya dipindah ke sana. seorang bocah 12 tahun dari Detroit, tanpa menguasai bahasa cina yang asing sama sekali baginya dan tak ada sesama lelaki, itu berat. belum lagi Mrs. Parker terus-terusan berkata, ‘segala sesuatu di cina akan jauh lebih baik’.

kenyataannya tidak. belum-belum Dre harus jadi korban bullying geng Sheng hanya karena ia menyapa seorang gadis seumurannya yang bernama Mei Ying. tak hanya digebuki, Sheng menghajarnya habis-habisan dengan gerakan-gerakan kung fu.

tak tahan lagi, pada suatu kesempatan, Dre melampiaskan amarahnya dengan menyiram Sheng dkk dengan air kotor. saat ia pikir ia sudah lolos dari kejaran Sheng, ternyata dia salah. alhasil, Dre dihabisi. untunglah, sebelum ia mendapatkan pukulan selanjutnya, Mr. Han menghentikan perbuatan Sheng. bahkan Mr. Han juga mengobati luka-luka Dre dengan sebuah pengobatan cina kuno.

menurut penuturan Mr. Han, perbuatan Sheng memang jahat. tapi itu semua diawali dengan kesalahan guru kung fu Sheng, Master Li. Master Li mengajarkan murid-muridnya untuk tidak memberi ampunan pada musuh. siapapun itu.

atas desakan Dre, Mr. Han menghadap Master Li di perguruannya. sayangnya, Master Li menginginkan pertarungan. maka, Mr. Han menjanjikan bahwa Dre akan bertarung di sebuah turnamen kung fu. mereka akan bertarung secara jujur. gak asal geng nero (neko-neko kroyok).

maka Dre pun berlatih kung fu, dengan mentor Mr. Han. ia mengatakan, kung fu itu digunakan untuk membela diri. bukan untuk bertarung. awalnya Dre hanya disuruh untuk membuka jaketnya, menggantungkannya, memakainya lagi, melepasnya, menjatuhkannya, dan begitu terus berulang setiap kali ia latihan. mulai muak, akhirnya Mr. Han menunjukkan bahwa dari gerakan sehari-hari, kita sebenarnya juga berlatih kung fu. ya, hanya dari gerakan melepas jaket, menggantung jaket.

Everything is Kung Fu.

hm… sebenarnya ada beberapa konflik di tengah-tengah cerita, seperti bagaimana persahabatannya dengan Mei Ying ditentang orang tua Mei Ying dan ternyata Mr. Han desperate karena kecelakaan yang merenggut nyawa anak dan istrinya. namun bisa dikatakan itu hanya bumbu untuk mengisi cerita.

singkatnya, tibalah hari Turnamen. tidak disangka, Dre berhasil mengalahkan semua kompetitornya dan ia pun sampai di babak semifinal. parahnya, di semifinal, ia berhadapan dengan salah satu murid Master Li yang disuruh untuk mediskualifikasikan dirinya dengan cara mencederai Dre separah-parahnya.

Dre sepertinya mengalami patah tulang. dokter menyarankannya untuk mundur. tapi dia tidak mau. Mr. Han pun bertanya,

“you’ve already accomplished everything you wanted to. why do you still want to fight?”

Dre menjawab,

“Because win or lose, i don’t want to be afraid anymore. and i’m still afraid.”

akhirnya Mr. Han membantu Dre mengobati lukanya. dan Dre pun kembali berlaga di final. melawan Sheng.

yaak sekian resume nya 🙂

nah, pertama mari kita bahas kenapa judulnya karate, bukannya kung fu. jadi begini, ini didasarkan pada kesalahpahaman Mrs. Parker yang menyamaratakan bahwa semua martial art adalah karate. jadi, disebutlah karate kid 😉

yang berikutnya, mengkritisi filmnya.

Dre Parker diperankan oleh Jaden Smith yang adalah putra dari Will Smith. belakangan, aku juga akhirnya tahu bahwa Will Smith adalah produser dari film ini! whew. pantesan lah kalau yang dipilih jadi Dre adalah anaknya sendiri. eits, tapi kombinasi ayah-anak ini bekerja dengan baik 😀 Jaden sendiri sudah memiliki basic ilmu bela diri atau semacamnya sehingga tidak terlihat kaku. bahkan sepertinya ia melakukan semuanya sendiri.

belum lagi Jackie Chan yang terlihat sudah tua dan jadi tampak sangat bijaksana ini memberi kesan kebapakan yang pas bagi Dre yang sudah ditinggal pergi ayahnya beberapa saat setelah ulang tahunnya yang ke-9.

dan menurutku yang patut dicermati adalah betapa film ini sangat berhati-hati dengan pengungkapan waktu. maksudku begini. saat Mr. Han menyatakan bahwa Dre akan tampil di turnamen, ia tidak mengatakan, misal, turnamen yang akan dihelat satu bulan lagi, atau tiga bulan lagi. dengan begini, gak akan ketahuan, kan, berapa lama Dre bisa mematangkan ilmu kung fu nya.

kalau dipatok satu sampai tiga bulan, ah, masak latihan segitu doang bisa menang lawan lawan-lawannya di turnamen? kalau gak disebutkan berapa lama waktu yang diberikan kan lebih fleksibel. ya kan ya kan?

selain itu pelajaran moralnya juga bagus. aku sedikit lupa rangkaian kata yang digunakan, tapi kurang lebih berbunyi seperti ini:

“life will beat us. but it’s about what we choose to be beaten or stand up.”

dan juga betapa pentingnya kita untuk menjaga ketenangan. saat Dre menyimpulkan tentang apakah hanya dengan tidak melakukan apa-apa dia bisa mengalahkan musuhnya, Mr. Han menjawab,

“Be still and do nothing is different.”

nilai tambahan lagi adalah humor dan emosi kesedihan yang diberikan oleh film ini seimbang. setelah puas tertawa melihat tingkah Dre, kita dihanyutkan oleh kesedihan akibat renungan Mr Han atas kematian keluarganya.

jujur, aku sangat terhibur dengan film ini. dan aku jadi gak habis pikir, kenapa IMDb cuma memberi rating 5.6/10 untuk The Karate Kid.

okay, proyek berikutnya adalah toy story 3 🙂

see you pals 😉

-aga-